Tunggul Abdurrahman Marpaung

sebuah perpisahan gak akan pernah gak ada di dunia ini, kita diciptakan bertemu untuk berpisah, kita mencintai kemudian berpisah, kita berteman lalu berpisah, kita sekantor dan berpisah. perpisahaan itu pasti dalam kesehariaan, dalam sekejab kita bisa bertemu dengan orang baru, dalam sekejab kita bisa berpisah tanpa nama, berpisah tanpa bertemu kembali, bagi aku perpisahan itu menyesakkan, berpisah dengan orang terkasih namun sulit di pertahankan.

sementara di luar sana, aku ingin sekali menciptakan perpisahan yang menyenangkan, dimana saat aku melakukan pertemuan dengan orang baru, aku harus rela untuk berpisah dengannya, namun dengan cara yang bahagia, kala aku mengalami perpisahaan yang menyesakkan, aku berpikir dua kali untuk melangsungkannya, aku hanya ingin extra time buat merubah keadaan yang buruk tadi menjadi keadaan yang menyenangkan, perpisahan yang didasari dengan keinginan bersama.

ketika perpisahan itu tercipta dengan keinginan bersama, rasa bimbang dan penyesalan tak akan terjadi, komitmen yang diberikan adalah sebuah konsekuensi ke dua belah pihak, dan itu perpisahaan yang bahagia menurut ku, bagian ending dari sebuah pertemuan adalah perpisahan yang menyatukan keinginan kedua insan, aku mengikuti kata hati dan aku bahagia jika orang lain yang aku temui juga mengalami hal yang sama, kecuali pertemuan tadi tidak menimbulkan chemistry tersendiri, beda lagi.