Tunggul Abdurrahman Marpaung

cerita tentang kehilangan sesuatu, entah itu barang berharga ataupun suatu kenikmatan dalam diri ini, berbentuk sakit, tak bisa kita lepas selama kita hidup di dunia fana ini, aku melewati semuanya dalam waktu yang bersamaan dan cepat, ketika barang berharga ku hilang, sakit kurasa dan kejauhan aku dengan teman - teman, aku merasa seoalah hidupku berakhir kala itu, namun aku mencoba alihkan secepat mungkin pikiranku itu ke bentuk yang bersifat positif.

karena aku bersyukur rasa senang ku dulu yang aku alami tidak terlalu berlebihan ku apresiasikan, aku limpahkan ke masa dimana aku terjatuh, bahkan dalam lubang yang mungkin cukup dalam, rasa sedih dan sepi ku terasa tidak terlalu mengingat aku, hingga semua itu berakhir dengan kesembuhan jiwa atau batin, jadi sakit yang terasa diluar tertutup dengan sendirinya, aku menganggap ujian itu telah selesai kala itu, dan saat aku bangkit seolah semua yang hilang kembali datang bahkan dalam jumlah 2x lebih banyak.

semua yang teruji kadang tidak dalam konteks kemampuanku, bahkan kadang bisa lebih sulit lagi, sebuah situasi yang aku sendiri sulit untuk memprediksi akan masalahku dengan jawabannya, namun karena dengan sifat positif ku yang jauh lebih besar dari ujian itu, aku melewati test dariNYA dengan cukup lapang dada, sehingga DIA memberikan jawaban lebih cepat dari batas standart ujian kepada umatNYA, bagiku itu sebuah pembelajaran yang sangat berharga melebihi apapun.

mencintai seorang wanita dengan sebuah ketulusan adalah hal yang sangat sulit bagi ku saat ini, saat aku belum mengenal dia luar dalam, kata suka saja yang muncul dalam ucapan ini. ketika semua yang tak tampak belum begitu terlihat dalam permukaan, sebuah cerita aku dengannya harus berakhir dengan beberapa pertemuan secara langsung dan berkomunikasi secara intens, mungkin saja rasa suka hilang dan digantikan dengan rasa sayang, dengan begitu rasa cinta pun akan hadir mengisahkan cerita cinta kami.

namanya adalah nuning istiqomah, seorang yang memiliki ingatan yang luar biasa, seorang pekerja keras, namun memiliki sifat yang masih mengikuti aturan dalam kehidupan duniawi yang belum tentu diikuti beberapa karakter wanita dibelakangnya, dalam arti sedikit sekali wanita yang peduli akan aturan yang dibuat manusia, karena aturan yang dibuat manusia itu sifatnya tidak pasti. sementara dia, dia beda dengan yang lain, itu yang membuat dia hanya memiliki julukan si pekerja keras bukan pekerja cerdas.

awalnya sih aku hanya bermain dengannya, hanya ingin menunjukkan bahwa sisi gombalanku masih berfungsi dengan baik, tanpa rekayasa semua terjadi begitu saja, rasa yang tadinya suka berbuah hasil menjadi rasa sayang, saat aku kehilangan beberapa hari text atau suara dari dia, ada rasa kangen yang luar biasa yang kurasakan, bahkan semenjak aku kenalnya di tahun 2011 tanpa bertemu, aku rasa aku dalam keadaan sayang sama dia, dan inginkan keseriusan buat berumah tangga, namun, ujian dia terlalu berat, yang membuatku berpikir dua kali untuk mengajaknya kejenjang pernikahan.